ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GASTROENTERITIS
Jumat, 22 Januari 2010
1. DEFINISI
Gastroenteritis adalah suatu inflamasi yang terjadi pada usus halus dan disertai gastritis akut.
2. ETIOLOGI
a. Kuman, seperti:
Shigella, E.Histolitika, Vibrio, E. Coli, Klostridium.
b. Intosistas makanan dan bahan kimia seperti makanan yang mengandung racun.
c. Obat-obatan seperti aspirin
3. PATOFISIOLOGI
Pada gastroenteritis yang disebabkan oleh virus, lapisan mukosa menjadi merah, meradang dan oedema. Biasanya terbatas pada lapisan mukosa. Tetapi bila sering mencerna bahan-bahan iritan seperti salisilat atau alkohol, dapat menyebabkan perdarahan lambung yang berasal dari korosi kapiler. Hal ini berakibat meningkatkan sekresi air dan garam ke dalam lumen usus dan meningkatnya motilitas usus sehingga makanan tidak tercerna dalam jumlah besar dan dikeluarkan bersama cairan.
Hal ini menyebabkan tubuh kehilangan sejumlah cairan dan elektrolit, sehingga dapat terjadi dehidrasi dan bila tidak segera teratasi akan dapat menyebabkan syok hipovolemi sampai pada kematian.
4. TANDA DAN GEJALA
Nyeri ringan pada epigastrium.
Lemah dan lesu.
Anoreksia.
BAB yang sering.
Terkadang dapat terjadi: muntah-muntah (disertai darah).
Febris berlangsung antara 2 – 6 hari ( 39C).
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan fesses dan muntah.
Hb
Leukosit.
LED
BJ Plasma.
6. PENATALAKSANAAN MEDIS UMUM
Penggantian cairan dan elektrolit yang hilang (rehidrasi) baik melalui infus maupun oral.
Pengobatan, biasanya Tetrasiklin /Kloramfenikol 4 x 500 mg setiap 3 hari.
Mengawasi komplikasi yang mungkin terjadi kecuali mengembalikan pH dalam tubuh, sehingga asam basa seimbang.
7. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Keluhan utama
Biasanya klien datang dengan keluhan diare maupun muntah-muntah, terkadang disertai dengan dehidrasi dan syok.
2. Pengkajian fisik
Inspeksi
Perhatikan apakah klien tampak pucat, lemah, kualitas suaranya menurun, tingkat kesadarannya, BB klien, dan mukosa mulut.
Palpasi
Periksa turgor kulit dan otot
Auskultasi dan Perkusi
Bila diperlukan.
3. Pengkajian Kebutuhan Fisik, Mental, dan Sosial
Menggali data tentang:
• Aktivitas dan istirahat klien sehari-hari.
• Kebersihan diri.
• Pola nutrisi.
• Pola eliminasi.
• Hubungan dalam keluarga dan lingkungan masyarakat.
• Kemampuan beradaptasi.
• Keadaan tempat tinggal dan kebersihan lingkungan.
4. Pemeriksaan Diagnostik
Biasanya dilakukan pemeriksaan:
Pemeriksaan fesses dan muntah.
Hb
Leukosit.
LED
BJ Plasma bila perlu.
5. Diagnosa dan Intervensi
Diagnosa keperawatan Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan klien mengalami diare dan muntah yang ditandai dengan klien BAB encer lebih dari 3 kali/hari dan turgor jelek, keadaan umum lemah.
Tujuan Mengembalikan keseimbangan cairan tubuh dengan patokan BAB klien kembali normal dalam waktu 6 jam setelah diberi tindakan.
Intervensi Memantau/menimbang BB setiap hari.
Penggantian cairan dan elektrolit yang hilang (rehidrasi) baik secara infus maupun per oral.
Pemberian obat-obatan sesuai pesanan.
Pantau tanda vital klien.
Kontrol input dan output cairan serta frekuensi BAB klien.
Evaluasi Keseimbangan cairan dan elektrolit tercapai maksimum setelah 6 jam diberi tindakan.
Diagnosa keperawatan Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi tubuh berhubungan dengan klien mengalami muntah dan muntah atau syok dan gangguan kesadaran yang ditandai dengan klien tidak akan.
Tujuan Kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi selama klien mengalami GE.
Intervensi Beri obat anti mual/ muntah sesuai rencana dokter.
Beri nutrisi melalui NGT bila klien mengalami gangguan kesadaran.
Berikan diit bubur saring.
Evaluasi Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi.
Diagnosa keperawatan Gangguan konsep diri berhubungan dengan rasa tidak enak pada anus karena sering BAB encer.
Tujuan Rasa nyaman klien dapat terpenuhi.
Intervensi Sarankan klien bila selesai BAB untuk mengeringkan daerah anus.
Anjurkan klien untuk menggunakan pakaian dalam keadaan kering bersih dan nyaman.
Berikan terapi sesuai dengan instruksi dokter.
Evaluasi Tidak ada rasa nyaman.
Diagnosa keperawatan Gangguan konsep diri berhubungan dengan penyakit yang diderita (GE) yang ditandai dengan klien mengalami gangguan psikis seperti suka marah-marah, non-kooperatif terhadap tindakan perawat dan medik.
Tujuan Mengembalikan konsep diri klien.
Intervensi Memberi pelajaran pada klien dan keluarga nya tentang penyakit yang diderita, juga tentang proses penyembuhannya.
Berikan dorongan pada klien agar tidak mengganggu psikisnya karena penyakit ini biasanya tidak lama asal klien mentaati aturan terapi yang diberikan.
Anjurkan keluarga klien untuk tetap/ lebih memperhatikan klien agar ia tidak merasa terasing.
Evaluasi Tidak ada gangguan konsep diri.
Diagnosa keperawatan Potensial terjadinya penularan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan personal hygien.
Tujuan Tidak terjadi penularan penyakit GE terhadap keluarga dan petugas kesehatan yang bersangkutan.
Intervensi Berikan informasi tentang penyakit GE kepada klien, serta pentingnya personal hygien dalam kaitannya dengan penyakit. GE.
Mengisolasikan klien, isolasi tentang muntahan, pakaian.
Petugas kesehatan yang bersangkutan dalam perawatan klien harus selalu menjaga personal hygien.
Evaluasi Tidak terjadi penularan penyakit.
Diagnosa keperawatan Potensial terjadi obstruksi jalan napas berhubungan dengan klien mengalami muntah baik dalam keadaan sadar maupun pada klien yang mengalami gangguan kesadaran.
Tujuan Tidak terjadi obstruksi jalan napas.
Intervensi Kalau klien muntah berikan/ atur posisi yang tepat, agar tidak menghambat jalan napas saat muntah.
Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan obat anti muntah.
Evaluasi Tidak terjadi gangguan jalan napas.
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marilynn E. Et al. 1999, Rencana Asuhan Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC
Corwin, Elizabeth J. 2000. Handbook of Pathophysiology. Lippincott-Raven Publishers. Philadelphia, U.S.A
Suparman, 1987 Ilmu Penyakit Dalam, jilid I Edisi II. Penerbit Balai FKUI Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar