neobux

klik aja deh

ASKEP DIVERTIKULUM PADA COLON

Jumat, 22 Januari 2010

A. KONSEP DASAR
1. Definisi
Divertikula dalam bahasa latinnya (diverticulum) adalah Penonjolan keluar abnormal berbentuk katong yang terbentuk dari lapisan usus yang meluas sepanjang defek di lapisan otot,merupakan penonjolan dari mukosa serta submukosa. Divertikula biasanya merupakan manifestasi motalitas yang abnormal.Divertikulum dapat terjadi di mana saja sepanjang saluran gastrointestinal.

Divertikulosis merupakan divertikula multiple yang terjadi tanpa inflamasi atau gejala. Divertikulitis terjadi bila makanan dan bakteri tertahan di suatu divertikulum yang menghasilkan infeksi dan inflamasi yang dapat membentuk drainase dan akhirnya menimbulkan perforasi atau pembentukan abses.
Divertikulitis paling umum terjadi pada kolon sigmoid(95%).Hal ini telah diperkirakan bahwa kira-kira 20% pasien dengan divertikulosis mengalami divertikulitis pada titik yang sama. Divertikulitis paling umum terjadi pada usia lebih dari 60 tahun. Insidensnya kira-kira 60% pada individu dengan usia lebih dari 80 tahun.Predisposisi congenital dicurigai bila terdapat gangguan pada individu yang berusia di bawah 40 tahun. Asupan diet rendah serat diperkirakan sebagai penyebab utama penyakit. Divertikulitis dapat terjadi pada serangan akut atau mungkin menetap sebagai infeksi yang kontinu dan lama.

2. Etiologi
a. Mikro dan makro perforasi
b. Perbedaan tekanan antar lumen colon dan serosa serta area kelemahan dalam dinding colon.
c. Diet rendah serat
d. Kuman-kuman seperti taenia coli

3. Patofisiologi
Divertikulum terbentuk bila mukosa dan lapisan submukosa colon mengalami herniasi sepanjang dinding muskuler akibat tekanan intraluminal yang tinggi, volume colon yang rendah(isi kurang mengandung serat),dan penurunan kekuatan otot dalam dinding colon(hipertrofi muskuler akibat masa fekal yang mengeras).Divertikulum menjadi sumbatan dan kemudian terinflamasi bila obstruksi terus berlanjut. Inflamasi cenderung melebar ke dinding usus sekitar, mengakibatkan timbulnya kepekaan dan spastisitas kolon. Abses dapat terjadi, menimbulkan peritonitis, sedangkan erosi pembuluh darah(arterial)dapat menimbulkan perdarahan.

4. Tanda dan Gejala
 Konstipasi
 Nyeri abdomen
 Tanda-tanda divertikulosis akut adalah iregularitas usus dan interval diare, nyeri dangkal dan ram pada kuadran kiri bawah dari abdomen dan demam ringan.
 Mual, muntah
 Pada inflamasi local divertikula berulang, usus besar menyempit pada striktur fibrotik, yang menimbulkan kram,feces berukuran kecil-kecil, dan peningkatan konstipasi.
 Perdarahan samar dapat terjadi, menimbulkan anemia defisiensi besi.
 Kelemahan dan keletihan

5. Penatalaksanaan
1. Usus di istirahatkan dengan menunda asupan oral,memberikan cairan intravena,dan melakukan pengisapan nasogastrik bila ada muntah atau distensi.
2. Antibiotika spektrum luas diberikan selama 7 sampai 10 hari Pemeridin (Demerol) diberikan untuk menghilangkan nyeri.
3. Antispasmodik seperti propantelin bromide(Pro-Banthine) dan oksifensiklimin(daricon)dapat diberikan
4. Menggunakan pelunak feces(colace)/supositoria.

6. Penatalaksanaan bedah, Ada dua tipe pembedahan:
1. Reseksi derajat-satu pada bagian sigmoid yang terkena untuk serangan berulang
2. Prosedur derajat-multipel untuk komplikasi, seperti obstruksi, perforasi dan fistula.

B. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DIVERTIKULUM COLON
I. PENGKAJIAN
a. Keluhan Utama
Pada pasien dengan divertikulum datang dengan keluhan nyeri abdomen bersifat kram dan tersering terlokalisasi atau diare, gangguan BAB, mual muntah atau gejala urinarius menetap, distensi abdomen dan masa abdomen, sampai dengan komplikasi serius seperti perforasi (asimtomatik) beberapa jam sebelum dibawa ke Rumah Sakit.
b. Riwayat Kesehatan
Selama mendapat riwayat kesehatan, pasien ditanya tentang awitan dan durasi nyeri serta pola eliminasi saat ini dan masa lalu. Kebiasaan diet dikaji ulang untuk menentukan asupan serat. Pasien ditanya tentang mengejan saat defekasi,adanya konstifasi dengan periode diare, tenesmus (spasme sfingter anal dengan nyeri dan dorongan untuk defekasi) terus-menerus, kembung abdomen, dan distensi.
c. Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi
Perhatikan apakah pasien tampak pucat lesu, nyeri abdomen, mual muntah, BAB pasien.
b) Palpasi
Palpasi pada daerah divertikulitis tampil pada nyeri tekan ringan pada kuadran kiri bawah
c) Auskultasi pada daerah abdomen
d) Perkusi
d. Pemeriksaan Diagnostik
• Sinar-X abdomen dilakukan untuk mengesampingkan apendisitis.
• Enema barium memberikan informasi diagnostic dengan menandai sisi dan luasnya penyakit.
• Pemindai temografi computer(CT) dapat menunjukan abses
• Kolonoskopi dilakukan untuk mengobservasi divertikula dan membedakannya kemungkinan penyakit lain.
• Tes laboratorium yang akan membantu dalam diagnosis adalah hitungan darah lengkap (hitung sel darah putih akan meningkat) dan laju sedimentasi (biasanya akan meningkat).
e. Diagnosa Keperawatan
 Pre Operasi
1. Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan penahanan pada saluran gastrointestinal. ditandai dengan nyeri skala nyeri 3
Tujuan:
 Setelah diberi tindakan nyeri dapat diatasi/berkurang
 Klien tidak mengeluh sakit lagi
 Skala nyeri 0
Intervensi
 Kaji nyeri (catat lokasi, karakteristik, beratnya/skala)
 kurangi aktivitas dan beri hiburan
 Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi untuk mengurangi nyeri, dan pasien mampu melakukan sendiri pada saat post operasi.
 Kolaborasi dengan Tim medis untuk pemberian analgesic sesuai indikasi.
2. Konstipasi berhubungan dengan penyempitan colon, sekunder akibat penebalan segmen otot dan striktur.
Tujuan: Mendapatkan dan mempertahankan eliminasi normal.
Intervensi:
 Asupan cairan 2L/ hari.
 Makanan yang lembut tetapi mempunyai serat tinggi
 Program latihan individu dianjurkan untuk memperbaiki tonus otot abdomen
 Rutinitas harian pasien ditinjau ulang untuk membuat jadwal makan dan menyusun waktu defekasi
 Pelunak feces berikan sesuai resep atau enema retensi-minyak dapat diberikan untuk melunakkan feces dan menurunkan inflamasi.
3. Potensial terjadi Perubahan perfusi jaringan gastrointestinal berhubungan dengan proses infeksi
Tujuan: Memperbaiki perfusi jaringan gastrointestinal.
Intervensi:
 Tanda-tanda vital dan pengeluaran urine dipantau terhadap adanya bukti penurunan perfusi jaringan.
 Cairan IV diberikan untuk menggantikan kehilangan volume sesuai kebutuhan
4. Potensial terjadinya peritonitis sehubungan dengan rupture abses colon ditandai dengan nyeri abdomen kuadran kiri bawah.
Tujuan: Mencegah agar tidak ada komplikasi
Intervensi:
 Memantau dan mengatasi komplikasi potensial.
 Fokus keperawatan utama adalah untuk mencegah komplikasi dengan mengidentifikasi individu beresiko dan mengatasi gejala sesuai kebutuhan.
 Mengkaji terhadap adanya tanda-tanda perforasi: peningkatan nyeri abdomen dan nyeri tekan yang disertai dengan kekakuan abdomen, peningkatan jumlah sel darah putih: peningkatan laju sediment; peningkatan suhu; tachicardi; dan hipotensi. Perforasi memerlukan kedaruratan bedah.
 Post Operasi
I. Nyeri akut sehubungan dengan luka insisi (pembedahan) ditandai dengan:
 Terdapat luka post operasi pada daerah kuadran kiri bawah.
 Klien dapat meringis kesakitan
 Skala nyeri 3
Tujuan/Perencanaan:
 Setelah diberikan tindakan nyeri dapat teratasi/berkurang
 Klien tidak mengeluh sakit lagi
 Skala nyeri 0
Intervensi:
 Kaji nyeri (catat lokasi,karakteristik,beratnya/skala)
 Beri aktivitas hiburan
 Pasien diingatkan kembali bagaimana teknik distraksi dan relaksasi untuk mengurangi nyeri.
 Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan masukan(anorexia)sekunder terhadap nyeri ditandai dengan :
 Porsi yang diberikan hanya dimakan separoh
 Penurunan berat badan dari 52 kg menjadi 50 kg
 Klien mengatakan tidak ada nafsu makan

Tujuan:
Setelah diberikan tindakan keperawatan, kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi kebutuhan-nafsu makan meningkat-BB meningkat.
Intervensi:
 Lakukan pengkajian status nutrisi dengan seksama
 Identifikasi makanan yang disukai.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan perawatan luka insisi yang tidak steril/aseptic ditandai dengan adanya tanda-tanda infeksi pada daerah insisi.
Perencanaan dan Intervensi: perawatan luka dengan teknik aseptic, luka dapat sembuh dengan cepat dan sempurna.
4. Resiko tinggi terhadap perubahan dalam penatalaksanaan pemeliharaan di rumah berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi, rencana tindakan, dan tindakan perawatan diri preventif saat pulang.
Perencanaan:
 Pasien mengungkapkan kurang pemahaman tentang perawatan diri
 Mengekspresikan reaksi negative terhadap perubahan diet
Intervensi:
 Ajarkan pasien tentang perawatan diri
 Ajarkan pasien bagaimana mencegah berulangnya serangan; hindarkan konstipasi dengan menggunakan diet tinggi serat(buah, sayuran dan padi lengkap dan cereal),minum sedikitnya 8 gelas sehari dan gunakan pelunak feces atau laksatif .
 Izinkan pasien untuk mengekspresikan tentang kondisi.

5. Evaluasi
I. Pre operasi
1. Klien mengatakan nyeri berkurang ,skala 0
2. Mendapatkan pola eliminasi normal:
 Melaporkan kram dan nyeri abdomen berkurang
 Melaporkan passase feses lembut dan berbentuk,tanpa nyeri
 Menambahkan sekam yang tidak terproses dalam makanan.
 Minum sedikitnya 10 gelas cairan sehari (bila asupan cairan dapat ditoleransi)
3. Mencapai perfusi jaringan gastrointestinal normal
• Memenuhi pembatasan makanan
• Haluaran urine adekuat
4. Tidak mengalami komplikasi
 Tidak ada demam
 Abdomen lunak,tidak nyeri tekan dengan bising usus normal
 Feces negative untuk darah samar
II. Post operasi
1. Klien mengatakan nyeri berkurang skala 0
2. Nutrisi cukup dari kebutuhan klien
3. Tidak ditemukan adanya tanda-tanda infeksi
4. Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi rencana tindakan dan tindakan perawatan diri preventif.




DAFTAR PUSTAKA

Burner and suddarth, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,-edisi 8,-volume 2, EGC, Jakarta
Engram, Barbara, 1994, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Vol 2, EGC, Jakarta

0 komentar:

Posting Komentar

massage

Blog ini akan meng-update postingan setiap minggu.

Jika ada halaman yang kosong jangan hiraukan,copy-paste aja semuanya.

Dan jangan lupa kirim commentnya jika menurut anda blog ini penting


SITEMETER

  © Blogger template The Beach by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP